Inokulasi Mikroba

Mikrobiologi merupakan bidang ilmu yang mampu menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut. Teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi dikenal juga adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi. Inokulasi merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Saat melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril. Hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
      Inokulasi  mikroba adalah proses penanaman mikroba secara aseptik ke media tumbuhnya, baik berbentuk padat, cair atau semi padat. Media tumbuh berbentuk padat dapat dibagi menjadi agar tegak (deep agar), agar miring (slant agar) dan lempeng agar (plate agar). Tujuan utama inokulasi adalah untuk menumbuhkan mikroba pada media tumbuh sehingga akan memudahkan dalam mempelajarinya. Tujuan lainnya dari kegiatan inokulasi mikroba adalah untuk memurnikan mikroba, penyimpanan sampel mikroba atau peremajaan mikroba simpanan sebelum digunakan untuk berbagai keperluan.
Konsentrasi dari suatu suspensi  mikroba dapat dikurangi melalui pengenceran bertingkat. Tingkat pengenceran yang didasarkan pada pendugaan populasi mikroba. Hasil yang baik adalah jika pada pengenceran yang lebih rendah sampel yang diduga lebih banyak menunjukkan hasil uji positif (adanya pertumbuhan mikroba) dan pada pengenceran lebih tinggi sampel yang  diduga lebih sedikit menunjukkan hasil uji positif (tidak ada pertumbuhan mikroba).
Larutan yang digunakan dalam pengenceran mikroba yaitu Larutan Fisiologis. Larutan fisiologis digunakan dalam praktikum untuk mengencerkan  mikroba dan diketahui bahwa pertumbuhan mikroorganisme sangat peka terhadap perubahan pH, sehingga diperlukan suatu larutan pengencer yang tidak mempengaruhi kondisi pH. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Trigiantoro (2014) bahwa NaCl fisiologis digunakan sebagai pengencer, agar suspensi sampel tetap steril dan terhindar dari adanya kontaminan pada sampel dengan mempertahankan pH.
Metode inokulasi terbagi atas dua yaitu metode Spread Plate (metode tebar) dan metode Pour Plate (metode tuang). Metode pour plate adalah salah satu metode yang digunakan pada cawan petri.Metode pour plate berfungsi untuk menumbuhkan mikroba dengan cara menuang suspensi pada agar yang telah memadat kemudian menuang agar yang masih cair sehingga suspensi berada di dalam media. Metode pour plate tidak membutuhkan keterampilan khusus, karena yang dilakukan adalah pengenceran bertingkat. Berbeda dengan metode spread plate yang menggunakan Hockey Stick. kekurangan metode ini adalah membutuhkan waktu yang banyak serta bahan yang banyak namun tidak membutuhkan keterampilan yang tinggi. Metode spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme pada media agar dengan cara menuangkan kultur mikroba dan meratakannya di atas media agar yang telah memadat menggunakan hockey stock. Pada metode ini, media agar dituangkan terlebih dahulu. Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar. Kekurangan metode ini yaitu diperlukan keterampilan yang tinggi dalam pengerjaannya karena kesalahan kecil dapat menyulitkan pemisahan sel saat digores.
Proses  inokulasi harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor sterilisari, faktor pengenceran bertingkat  dan faktor media serta bahan yang digunakan. Apabila  sterilisasi yang dilakukan sesuai prosedur, maka kemungkinan terkontaminasi mikroba lain sangat kecil. Faktor pengenceran bertingkat pada inokulasi juga harus diperhatikan karena akan menentukan banyaknya mikroba yang akan tumbuh. Faktor media dan bahan yang digunakan yaitu  harus sesuai dengan mikroba bahan yang akan diinokulasi. Kondisi bahan yang tidak sesuai akan menyebabkan tidak ditemukannya mikroba dalam cawan petri.
Mikroorganisme yang telah melalui beberapa tahapan dalam proses inokulasi selanjutnya dimasukkan ke dalam Inkobator. Inkubasi adalah proses memelihara kultur mikroba dalam suhu tertentu selama jangka waktu tertentu untuk memantau pertumbuhan bakteri. Inkubasi merupakan suatu  teknik perlakuan bagi mikroorganisme yang telah diinokulasikan pada media (padat atau cair), kemudian disimpan pada suhu tertentu untuk dapat melihat pertumbuhannya. Bila suhu inkubasi tidak sesuai dengan yang diperlukan, biasanya mikroorganisme tidak dapat tumbuh dengan baik. Proses inkubasi ini bertujuan untuk melihat pertumbuhan atau perkembangbiakan pada mikroorganisme.


 DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D.2005.Dasar-DasarMikrobiologi.Jakarta : Djambatan
Nugroho, A. 2006. Biodegradasi Sludge Minyak Bumi Dalam Skala Mikrokosmos: Simulasi Sederhana Sebagai Kajian Awal Bioremediasi Land Treatment. Makara Teknologi..10. (2): 82-89.
Pelczar., Michael J. dan E. C. S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikroorganisme. Jakarta . Universitas Indonesia Press.
Ramadhani. R.N. 2014. Analisis Bakteri Eshericia coli pada Air Sumur Bor di Sekitar Laboratorium Biomassa Universitas Lampung Menggunaka Colony Counter [Skripsi]. Lampung : Universitas Lampung.
Trigiantoro. 2014.  Isolasi Bakteri,Kapang danKhamir. Yogyakarta: Universitas Gadjahmada.
Waluyo, Lud.2005.Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press.
 Wasteson, Y, and Hornes, E. 2009. Pathogenic Escherichia Coli Found in Food. International Journal Of Food Microbiology, 12, 103-114

Komentar

Postingan Populer